Tikar Mendong
Sejak tanggal 30 Januari 2010 telah dibentuk perkumpulan pengrajin tikar mendong di Desa Tegalombo yang diberi nama “Surya Abadi” dan diketuai oleh Ibu Sawituniyah yang juga merupakan Ibu Kepala Desa, dengan dibantu oleh Ibu Iin sebagai sekretaris dan Ibu Suwarti sebagai bendahara. Perkumpulan ini beranggotakan seluruh pengrajin tikar mendong se-Tegalombo yang berjumlah sekitar 23 orang. Perkumpulan ini menampung semua anyaman tikar yang dihasilkan penduduk untuk kemudian didistribusikan kepada konsumen. Tahun ini, Surya Abadi telah mendapat bantuan dana dari PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) yang digunakan untuk membeli alat tenun anyaman tikar mendong dan KBU (Kelompok Belajar Usaha) yang digunakan untuk meningkatkan produksi tikar mendong.
Berkenaan dengan mendong, wacana lingkungan merupakan isu strategis yang dapat dijadikan sebagai tema promosi. Mahasiswa KKN UNNES (Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang) di Desa Tegalombo Kecamatan Kalikajar dengan semangat konservasi mencoba mengangkat tikar mendong sebagai produk local yang ramah lingkungan dan hal tersebut selaras pula dengan semangat pembangunan Jawa Tengah yaitu "bali ndeso mbangun deso" memberdayakan produksi lokal sebagai jalan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan semakin meluasnya penggunaan barang-barang berbahan plastik yang tidak bisa diurai secara alami, seharusnya masyarakat disadarkan pula dengan produk lokal berbahan alami yang tentunya tidak menambah pencemaran lingkungan yang saat ini banyak terjadi. Dibanding tikar plastik, tikar mendong tentu lebih aman. Sebagai bahan alam maupun ketika menjadi sampah, mendong tidak menimbulkan bahaya sebab mendong dapat terurai secara alami. Saat ini sampah terbanyak adalah golongan plastik yang berpotensi menimbulkan bahaya lingkungan karena plastik tidak bisa diurai secara alami. Jalan satu-satunya adalah daur ulang menjadi barang baru. Di sisi lain, daur ulang plastik yang tidak terjamin kebersihannya memunculkan reaksi kesehatan negatif bagi manusia.
Penggunaan perabotan berbahan plastik harus diminimalkan. Maka memilih tikar mendong sebagai aktualisasi insan sadar lingkungan adalah tepat. Sedianya, gerakan back to nature (kembali ke alam) tentu sepakat hal ini. Sekaligus, memilih mendong adalah laku mencintai produk lokal. Maka alokasi sebagian dana Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) di Desa Tegalombo, Kecamatan Kalikajar, untuk mendorong kerajinan mendong patut diapresiasi dan dicontoh. Ini adalah langkah riil mendukung perajin mendong untuk berkembang.
Saat ini sedang dikembangkan pula kerajinan mendong menjadi berbagai macam kerajinan lainnya seperti kotak tempat pakaian kotor, taplak meja, topi, tas, hiasan dinding dan aksesoris lainnya. Melalui ini, kami menawarkan kerajinan mendong sebagai salah satu alternative barang yang dapat menghiasi rumah Anda.